Kamis, 24 Oktober 2019

Dua Menara Menjulang

Ia dan ia seperti
Berjalan di depan
Mendahului...
Tak kau duga
Ia menoleh menunggu
Lalu menjabat tangan
Dan
Tersenyum gembira

*dinding pelantun*

dirindu datang
saat terik kita menanti
engkau terlihat malu malu
ketika hari berubah meredup
engkau menampakkan keheranan
akankah bertanya membimbang
atau menampakkan genggam isyarat
cara lain menampakkan kecintaan
akan hasrat yang terpendam
dilantun senandung  bara jiwamu
dibatas sempurnanya melodi hati
tanpa merisau gawang tujuan
tanpa ragu tahun berakhir
bisikmu tentang cinta yang mengatapi
kita duduk sandaran bertulang kayu
kita lupa sejenak teriknya siang
sesaat suara langit jeda menyela 
bebas  segelas minuman terteguk
menghapus kerongkong kehausan 
hati lega menyanyi lagi denganmu
membesarkan hati dilinang haru
meletakkan sekuntum wangi bunga
 aduh aa..........
ini bukan lagu terakhir penutup hati
juga bukan cara mereka menamai 
hanya tarian kecil melenturkan
hadiah terindah adalah kita
datangnya kecantikan diri bersama
melihat ketajaman yang mutakhir
menguas merah dan putih dinding itu
dengan lagu kuat penopang jaya
pohon itu meneduh kita
burung atau semut hitam penghuninya
menerbangkan sejuknya cerita
memadukan darah  kita berdaun
segenap rasa kita pernah terolah
sebelum kita sadar akan semua itu
rindu kita merangkai bulir bulir
ajakan kecil menyanyi lagi
bukan mengamen demi recehan
dan bukan dengan separuh niat
tak harus pula gempar keadaan
mungkinkah berpuluhtahun bisa
kita berjalan bersama slalu
menohok tanya itu kebelakang
keheranan membesar dibuatnya
tahun kenangan menetas terbang
bagai nyamuk disela genangan
esok akan ada akhir entah kapan
engkau tampak tenang saat ini
disaat silih berganti tahun
separuh jiwa diubun abad
ada permata berpasang cinta
memenangkan satu pujaan
merajut hati sebening saji
engkau melihat kan?
terbangkanlah jika begitu. ..
topi itu berlukis sidik
makhluk lain bermosi beda
pembawa keranjang berlalu heran
segila orang diantaranya
sekantung minyak pelicin
segera dingin bertutup pintu
terdengar nyanyian anak
lama sudah lagu itu namun istimewa
paling juga berpusar lagi....
meluncur celotehmu lahir lagi
sigitu bibirmu berkeriting
berkedip listrik ikutan tawa
amit amit lama amat yang lain
menang kalah emang lomba 
lihat penutup kian kentara
lihat lagi juga lama sih
asal ambil semua suara
lihat jika tanpa tujuan 
colok arus mengarah cara
lihat untung untuk siapa
ayuk ayuk gak usah heran
maafin yang mau aja gitu
hiruk pikuk katanya doyan
sedap dicium hidangan umur
keras dulu kini tak lagi
kelah duduk pada urutan
kata siapa perang dilangit
dinding itu hiasan lama
bukan menjaga warisan ilmu
belok denganmu berompi anti
peluru ganda berbaris bunga
batasan dianharus berada
kakak tua melihat wajah
lain satu lain semua
sepuluh cerita diramu asal
asal ada senyuman manis
bunga cinta mekar berseri
menjauh dari neraka
ketika keyakinan titian langkah
intim olah pikir melagu 
balik menawar cinta dipuja
cinta kita takkan berakhir
kecap manis adannya bentuk
lipatan hawa memberi hormat
untuk utuhnya cinta kita
yang bernama hanya di hati
melayang bak tulus merpati 
datang tak sebanyak barisan semut
jauh dari pematang panjang cerita
... akan menyalakan sebebas cara


maumu ini... dan itu

kini dan esok ada kenangan

pada siapa kita berada kala itu ???

Tanpa pikir seketika kupungut semua kenangan yang berkelebat dalam bayangmu tanpa sempat katakan trimakasih apalagi i live u, i love u. ah lucunya kamu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Olahan Yang Bikin Lahir Kembali