Ketika ingin
Yang lebih lantang
Untuk mengatakan isi hati
Usai meletakkan piring
Yang semula penuh
Gurih nasi goreng
Ia mengambil benda itu
Digenggamnya microphone
Dengan tangan kirinya
Sedangkan yang kanan
Memegang selembar kertas tissu
Mengusap sisa minyak
Yang masih melekat
Di bibir dan sekitar mulut
Ingin sempat ada luang
Untuk membaca namun urung
Semua berlalu
Mengalir tanpa dialog berlebih
Hingga satu lagu dapat dinyanyikan
Tanpa terasa waktu ashar
Menuju maghrib dan hingga isya
Malam yang semakin sepi
Teman hanya di layar
Walau tidak sama persis
Darimana atau mau kemana
Jari akan membuat pilihan
Tentu ini tidaklah sesulit
Ketika harus bicara di depan tadi
Berhadapan dengan mata banyak orang
Di hadapkan dengan banyak kamera
Serta pengeras suara serta silaunya
Bias -bias lampu penerang
Seteguk softdrink dan juga
sepotong martabak hangat telah membuat
Langkah jari turut berjalan usai gigitan pertama berlanjut kunyahan demi kunyahan tanpa pikir panjang atau tawar menawar di pasar tradisional