Kamis, 11 September 2025

Meja Pengisi Cerita

Suasana meja yang terisi penuh menu, selengkap jumlah selera para penghuni yang akan siap pada makan malam. Kini bukan giliran mendengarkan para anggota keluarga pemesan, namun bagaimana suara makanan yang juga punya cerita masing-masing.

Donat yang berada di atas piring berwarna paling cerah, bersuara pertama dan paling lantang, "Sepertinya aku yang paling beruntung, ada di atas piring paling cantik, jarang ada di meja ini, juga disiapkan buat tamu di rumah ini!" lengkap kepuasannya menyambut keponakan terkecil tuan besar yang sangat tahu seleranya.

Susi adalah kesukaan anak gadis remaja, putri kedua, bercerita dengan nada lembut, "Meski aku kecil, aku ini spesial, lho. Aku datang dari jauh, diolah dengan cermat. Lihat saja, aku ini punya banyak variasi rasa, dari gurihnya udang sampai segarnya alpukat. Aku juga paling fotogenik, sering banget diposting di Instagram!"

Ayam goreng sambal matah kesukaan putra pertama tidak kalah sautannya, "Biar aku ini cuma ayam, tapi rasaku nampol! Sambal matahku itu juara, pedasnya bikin ketagihan. Aku ini andalan kalau lagi lapar berat, enggak cuma buat difoto-foto. Pokoknya, aku ini makanan para pemberani yang suka tantangan!"


Makanan Juga Punya Cerita

Kesukaan anak ketiga adalah spaghetti carbonara. Dia berbisik dengan anggun, "Aku memang enggak se-pedas ayam sambal matah atau se-populer donat. Tapi aku ini romantis. Aku sering dihidangkan saat makan malam spesial, krim dan keju yang menyatu, menciptakan kehangatan. Aku ini lambang kenyamanan yang pas buat hati."

Gado-gado kesukaan mama pun ikut bicara dengan suara bijak, "Aku ini bukan cuma soal rasa, tapi juga soal keseimbangan. Ada sayur-sayuran, tahu, tempe, dan bumbu kacang yang menyatukan semuanya. Aku mengajarkan bahwa kebahagiaan itu datang dari kesederhanaan, dan semua elemen, sekecil apa pun, punya peran penting."


Di akhir, tidak ketinggalan sambal ikan teri di dekat petai dan bermacam lalap, diwakili sambal teri, "Kalian semua bukan teri, jadi bukan pesanan tuan besar, ya? Aku bukan teriak, cuma mau ikut ngomong doang," ucapnya santai.

Semua makanan tertawa terbahak-bahak, sampai si sambal teri hampir terjatuh dari piringnya. Donat, yang dari tadi merasa paling spesial, mendadak kaget dan bertanya, "Jadi, kenapa Tuan Besar memesanmu?"

Sambal teri menjawab dengan penuh kebijaksanaan, "Karena aku adalah penutup yang sempurna. Setelah semua hidangan lezat dan cerita kalian, aku ini yang bikin nafsu makan makin jadi. Tuan Besar bilang, makanan apa pun, kalau tidak ada aku, rasanya kurang lengkap."

Sontak semua makanan terdiam, memandang sambal teri dengan rasa hormat yang baru. Mereka akhirnya sadar, di meja makan itu, bukan hanya tentang siapa yang paling spesial atau paling sering difoto, tapi tentang kebersamaan dan peran masing-masing yang saling melengkapi.


Meja Pengisi Cerita